SEBUAH PERKENALAN *)
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Sebuah perjalanan kembali kepada Santo Fransiskus selalu berarti sebuah perjalanan kembali kepada Injil: dan inilah yang dibutuhkan oleh dunia modern masa kini. (Ernesto Caroli, OFM – 1975)
Orang kudus yang unik ini lahir lebih dari delapan abad lalu di sebuah kota kecil di Lembah Umbria, namun pengaruhnya sungguh luar biasa. Pada saat ini ada jutaan orang di segala penjuru dunia yang menyatakan diri mereka sebagai para pengikut dari “Si Kecil Miskin dari Assisi” ini, tidak terbatas pada para pemeluk agama Katolik Roma saja, tetapi juga anggota-anggota jemaat Kristen lainnya, antara lain Gereja Anglikan dan Lutheran. Keluarga Fransiskan merupakan keluarga rohani terbesar dalam Gereja Katolik.
Kelahiran Sang Calon Santo dan Masa Remajanya
Orang kudus ini lahir di Assisi pada akhir tahun 1181 atau awal tahun 1182, tapi tanggalnya tidak pernah jelas. Tanggal 26 September 1181? Ataukah Februari 1182? Entahlah! Pada waktu kelahirannya, yang duduk di Tahkta Suci adalah Paus Lucius III dan yang memegang tampuk pemerintahan adalah Kaisar Frederick I Barbarossa. Ayahnya bernama Pietro Bernardone dan ibunya bernama Donna Pica. Pak Petrus adalah seorang pedagang kain sukses di kota Assisi, yang selalu sibuk berbisnis. Meski kaya raya Pak Petrus tidak tergolong kaum bangsawan (majores).[1] Di lain pihak Nyonya atau Ibu Pica yang berasal dari Perancis (mungkin dari Provence), adalah seorang ibu rumah tangga yang baik.